peran pendidikan terhadap peserta didik sangat berpengaruh salah satunya adalah menciptakan anak bangsa lebih merdeka, menciptakan negara lebih berkembang dan kemajuan negara tergantung pada sistem pendidikan yang memadai. ketika yang terjadi sistem pendidikan untuk menciptakan peserta didik untuk menjadi buruh atau pekerja, maka yang terjadi adalah komersialisasi dan kapitalisasi. sistem seperti itu sudah merajalela di indonesia, sampai sekarang pendidikan yang ada di indonesia hanya untuk orang yang "bermodal" alias berduit. pendidikan kapitalisme sebenarnya sudah lama ada di indonesia sejak pemerintahan hindia-belanda mendirikan sekolah-sekolah.
tujuan dari mendirikan sekolah-sekolah hanya untuk menciptakan peserta didiknya menjadi buruh atau pekerja, dan sasaran dari itu adalah kaum pribumi asli indonesia. iming-iming untuk "mempermudah cari kerjaan pasca mengenyam pendidikan" itu yang menggiurkan rakyat indonesia dan penyakit seperti itu merambat pada sekarang.
esensi dari pendidikan sudah dimanipulasi dengan adanya pekerjaan. dengan adanya seperti itu indonesia tidak mengambil langkah konkrit untuk menciptakan bangsa yang lebih maju. malah pemerintahan indonesia membuat kebijakan yang tidak masuk akal yaitu dengan adanya Ujian Akhir Sekolah (UAS). dampak negatif dari UAS adalah :
- kelulusan seorang murid hanya di tentukan selama 3 hari, padahal selama sekolah seorang murid masih menempuh selama 3 tahun bagi SMA dan SMP atau sederajatnya dan 6 bagi SD atau sederajatnya.
- ukuran peneliannya dianggap rata dan sama, antara yang di pelosok desa dengan kota, antara indonesia bagian barat dengan indonesia bagian timur atau tengah dan antara fasilitas yang memadai dengan fasilitas yang tidak memadai. padahal bangsa indonesia terkenal dengan pluralitas.
- setiap tahunnya standar kelulusan terus bertambah, malah itu bukan menambah siswa tambah pintar akan tetapi mencari cara bagaimana untuk bisa nyontek.
penyamarataan peserta didik itu tidak bisa dengan kondisi yang multikultural dan plural, dan menjadi ukuran adalah kota-kota besar untuk patokan pendidikan, seperti di jakarta, bandung, surabaya, jogyakarta dan surabaya yang fasilitasnya sudah memadai dan informasi cepat. terus bagaimana dengan yang di pedalaman papua?. yang masih banyak fasilitas yang tidak ada bahkan informasi dari pusatpun tidak sampai ke "telinga mereka" dan soal UAS atau UTS sama seluruh indonesia dan harinya hampir sama, padahal daerah-daerah indonesia masih banyak yang masih belum bisa di tempuh dengan alat transportasi.
sudah lengkap penderitaan bangsa indonesia dari pendidikan "pemodal" sampai pendidikan penyamarataan berfikir. ini adalah tugas kita sebagai insan indonesia yang haus akan perubahan, maka dari untuk merubah negara atau bangsa, kita harus rombak sistem pendidikan yang ada di indoneisa. MERDEKA!!!!!!!!!!!!