Kamis, 14 Agustus 2008

kreatifitas yang hampir punah

manusia adalah mahkluk yang paling sempurna dari pada mahkluk ciptaan tuhan yang lainnya, kelebihan manusia adalah diberikan otak untuk berfikir, manusia berfkir tidak lain untuk menemukan gagasan atau ide yang kreatif. akan tetapi kini yang terjadi adalah manusia tidak mau lagi berfikir inginnya bagaimana untuk mngerjakan sesuatu cepat selesai tanpa menghiraukan dampak negatifnya, terbukti dimedia massa banyak kasus-kasus kriminal seperti pembunuhan, pemerkosaan dibawah umur dan pencurian. semua itu tidak lepas dari "matinya" ide kreatif dalam internal manusia. sekian banyak manusia yang ada didunia hanya sebagian kecil yang otaknya digunakan untuk berfikir yang kreatif, ini menunjukkan bahwa penurunan kualitas manusia sebagai mahkluk yang paling sempurna.
entah kenapa akhir-akhir ini manusia lebih senang untuk "menidurkan" otaknya ketimbang memanfaatkan otanya untuk selalu memikirkan sesuatu, memang ini adalah masalah sepele akan tetapi dampak dari memanfaatkan otak selalu berfikir adalah yang pertama : nanti kalau tua tidak terlalu pikun karena sel-sel yang ada di otak terus bekerja kalau otak itu diuat istirahat terus-menerus sel-sel yang tidak bekerja dan bisa menimbulkan ketidak aktifan dari sel-sel otak tersebut. kedua : kita tidak bakalan rugi karena ketika sering menggunakan otak istilah mengasaha diri bisa jadi manusia itu tambah cerdas. ketika kita melihat para kaum-kaum intelektual seperti plato, aristoteles, eistein dll. mereka terkenal kesemua penjuru dunia tidak terlepas dari seringnya mereka terus berfikir.
sebenarnya apa yang kita harus ditakuti dengan selalu berfikir kreatif guna menemukan ide atau gagasan yang baru.

Rabu, 09 Juli 2008

anturan yang ikut-ikutan

Oleh : Niri Yanto*
Budaya “ikut-ikutan” yang sampai sekarang tidak lepas dari bangsa Indonesia, selama ini bangsa kita hanya bisa mengikuti Negara lain, dari konsep Ekonomi, Politik, Pendidikan dan bahkan Teknologi. Negara kita ini tidak percaya diri dengan hasil karya anak bangsanya, salah satu contoh perekonomian, perekonomian yang berasaskan kekeluargaan yaitu, ekonomi kerakyatan sampai sekarang tidak ada titik jelas tentang Ekonomi kearakyatan yang sering kia dengar yaitu “Koperasi”. Budaya ikut-ikutan ini telah merasuki dalam dunia kampus yang yang notabennya untuk menciptakan peserta didik yang kritis, inovatif dan kreatif.
Fakulktas Ekonomi yang menerapkan aturan berpakaian celana panjang Hitam, baju Putih pada saat ujian, sebenarnya sudah banyak kampus-kampus lain yang sudah menerapkan aturan tersebut. Aturan tersebut hanya sebuah ikut-ikutan dari kampus lain, tidak salah kita untuk menirukan sesuatu dari apa yang kita lihat, maupun dari apa yang kita dengar, akan tetapi tidak hanya berhenti pada titik ikut-ikutan atau meniru tapi ada sebuah pengembangan dari apa yang ditiru, kembangkan apa yang telah dilihat dan bahkan apa didengar oleh pancaindranya.
Yang terjadi pada Fakultas Ekonomi tersebut muncul setelah ada pergantian pemimpin yang ada di Fakultas Ekonomi, sebenarnya ini adalah langkah awal yang bagus bagi fakultas Ekonomi untuk bagaimana menciptakan Fakultas Ekonomi tetap Eksis di internal Universitas Merdeka Malang Maupun di eksternal universitas Merdeka Malang, akan tetapi aturan yang di buat oleh Birokrasi Fakultas Ekonomi tersebut tidak ada nilai kreatifnya, yang ada hanya untuk melanjutkan budaya yang ikut-ikutan. Apalagi yang menjadi sasaran dari aturan yang ikut-ikutan tersebut adalah mahasiswa.
Dengan adanya aturan tersebut Fakultas Ekonomi sudah menghilangkan kekolektifan dari mahasiswa Fakultas Ekonomi, kalau ditinjau dari ilmu ekonomi konsumen tidak bisa disamaratakan baik dari permintaan konsumen maupun dari karakter konsumen, disamping itu aturan tersebut tidak sesuia dengan substansinya. Karena inti dari (ujian akhir semester) UAS atau (ujian tengah semester) UTS adalah untuk mengerjakan soa-soal tersebut dan tidak perlu kita disibukkan dengan mencari pakaian celana hitam dan baju putih.
Mahasiswa juga ikut-ikutan
Yang merasakan dari aturan tersebut adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi, dan anehnya mahasiswa banyak yang ikut-ikutan tanpa mempertanyakan apa tujuan aturan tersebut, aturan tersebut sudah mematikan inovatif, kreatif dan kekolektifan mahasiswa Fakultas Ekonomi. Mahasiswa Fakultas Ekonomi disamping disibukkan dengan Ujian Akhir Semester juga disibukkan dengan mencari baju untuk mengikuti aturan yang ikut-ikutan.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi tidak bedanya dengan Komputer yang selalu mengikuti kehendak yang mengeprasionalkannya. Contohnya sudah jelas dengan adanya aturan tersebut, ada sibuk mencari baju putih dan bahkan yang pinjam ketemannya, ada yang langsung beli baju putih dan ada yang berbohong karena tidak dapat pinjaman baju putih dan tidak punya uang untuk memebelinya hanya untuk mengikuti ujian.
Matinya daya kritis dari mahasiswa terbukti dengan adanya aturan yang dibuat oleh Birokrasi Fakultas Ekonomi, mahasiswa hanya bisa ngomongin “dibelakang” tentang aturan tersebut tidak ada keberanian untuk ngomongin langsung kepada pihak yang terkait.

*Mahasiswa jurusan Manajement
Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang
anthok.gadjahmada@yahoo.co.id

Rabu, 18 Juni 2008

ingin mengenali diriku sendiri


manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan yang paling sempurna di bandingkan dengan mahkluk ciptaan tuhan yang lainnya, akan tetapi manusia mempunyai sebuah tanggung jawab atas apa yang terjadi pada dirinya sendiri. disinilah kesulitan kita untuk mempertanggungjawabkan apa yang "saya" lakukan, entah apa yang "saya" perbuat pada diri kita maupun pada di orang lain atau pada lingkungan, sampai ini "saya" tidak bisa mengetahui apa yang "saya" perbuat. maka dari itu untuk mengetahui diri kita ini membutuhkan media yang bisa memperlihatkan "saya itu seperti apa?". dengan seperti itu hanya membutuhkan sebuah "cermin" yang bisa meneropong "saya".
sangant sulit rasanya ketika kita tidak mempunyai "cermin" untuk merefleksikan diri kita, sebenarnya tidak terlalu sulit juga walaupun tidak mempunyai sebuah cermin itu, tapi kita harus menyadari apa yang telah di lakukan.
<

pencapaian terakhir pada diri kita hanya untuk sang ilahi maka pertanggung jawaban kita tidak hanya terhadap pada diri kita sendiri, lingkungan melaikan pada tuhan yang menciptakan.

Rabu, 04 Juni 2008

media jadi sasaran partai politik

BAB I

Pendahuluan



pada era reformasi media semakin berkembang pesat entah di media cetak maupun di media audio-visual. fungsi dari media sendiri untuk menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat pada umumnya, karena media disini fungsinya sebagai informasi maka tidak salah ketika peran mediapun dituntut mencari informasi yang berkembang pada saat ini.

dengan berkembagnya media di indonesia para aktor politik tidak mau tinggal diam untuk mencari perhatian masyarakat lewat media-media yang ada, media biasanya menjadi sasaran pada waktu mendekati pemilu (pemilihan umum) dan yang bermain disini adalah para partai politik untuk mencari suara dari rakyat. permainan yang ditunjukkan oleh para aktor politik adalah bagaimana untuk bisa menguasai seluruh media yang ada, dan iniah yang sering disebut dengan komunikasi politik dimana seorang aktor politik untuk berkampanye, mencari perhatian, dan mencari suara demi kekuasaan.

sebenarnya Praktik komunikasi politik selalu mengikuti sistem politik yang berlaku. Di negara yang menganut sistem politik tertutup, komunikasi politik pada umumnya mengalir dari atas (penguasa) ke bawah (rakyat). Komunikasi politik semacam itu menerapkan paradigma komunikasi top down. Penerapan pendekatan ini memang bukan satu-satunya, namun yang dominan dilaksanakan adalah pendekatan top down. Untuk mewujudkan paradigma tersebut, pendekatan komunikasi politik terhadap media massa bersifat transmisional. Komunikasi politik semacam ini banyak dipraktikkan para penguasa ketika Indonesia menganut sistem politik tertutup. Ketika rezim Orde Lama berkuasa, pesan politik yang mengemuka di media massa pada umumnya berisi konflik, kontradiksi yang antagonistik, dan hiperbola.

dampak dari komunikasi politik ini ada 2 hal :



  1. sering menipu rakyat dalam berkampanye, entah dari cara berbicara dalam televisi atau dalam penyampaiannya yang menjanjkan.


  2. para kaum elit (aktor politik) mengemas pesan politiknya mengacu pada kepentingan rakyat, hal itu semata karena mendapatkan sebuah kekuasaan.

perpolitikan di indonesia sekarang cendrung politik terbuka dimana sebuah pesan dari satu orang untuk orang banyak untuk sebuah kekuasaan.



BAB II

Media jadi sasaran partai politik


menjelang pemilu media sangat di untungkan karena dengan adanya pemilu posisi media di atas segalanya dalam berkampanye karena lebih efektif ketimbang kampanye yang memakai panngung dan didalam media cetak seperti koran, majalah dan yang lainya kadang-kadangseorang Tokoh politik cenderung digambarkan secara permukaan. Wartawan dianggap sebagai “orang suci” karena di era persaingan media yang ketat ini, wartawan seolah jadi penyambung lidah politikus. ketika seorang wartawan tidak bisa mengatur dimana posisinya maka yang terjadi adalah seorang wartawan benar-benar dijadikan penyambung lidah politikus.

apalagi dengan adanya televisi atau koran ini menciptakan sebuah perubahan di dalam dunia media atau perpolitikan. dimana aktor poltik mengubah strateginya dalam berkampanye intrik dalam mencari perhatian wartawan untuk meliputnya dan sering kali wartawan terlena dengan intriknya politikus dimana terbukti beberapa wartawan sampai lari-lari untuk mencari informasi dari seorang politikus. pada waktu pemilu 2004 seorang SBY yang sebelumya belum muncul dari permukaan tiba-tiba muncul di sluruh stasiun televesi yang ada di indonesia dengan wajah karismatiknya. sama yang dilakukan oleh para aktor politik lainya seprti amien rais, mega wati, jusuf kalla dan aktor yang lainnya.

kelalaian wartawan sering kali dimanfaat oleh aktor politik, yang biasanya wartawan posisinya netral malah tejebak dalam berkampanye seorang calon. posisi wartawan dengan aktor politik sangan berbeda, aktor politik adalah komunikator dan wartawan adalah alat penyampaian suatu pesan dari komunikator dari itu semua yang menerima suatu pasannya adalah masyarakat pada umumnya.


BAB III

Penutup


pada intinya adalah aktor politik dengan wartawan sangat di untungkan dengan adanya media audio-visual dan media cetak yang penyampainnya lebih efektif dan kreatih, kejadian seperti itu sering disebut dengan komunikas politik.

Senin, 19 Mei 2008

Rayon ku "Gadjah Mada"


berdirinya rayon gadjah mada adalah bentuk dari semangat sahabat-sahabat untuk meneruskan perjuangan dari alm. Mahbub Junaidi dan alm. Zamroni. kini rayon gadjah masih segar dan amat muda dilingkungan komisariat merdeka malang. cukup terkesan dengan adanya perselisihan, perbedaan pendapat dan sumbang pikiran, semua itu tidak terlepas dari kedinamisan dirayon "ku". sahabat-sahabat perjuang belum selesai jangan sampai lengah dalam menghadapi neoliberalism atau kapitalism yang saat ini lagi menghantam negra kita. jadikan PMII sebagai media beraktualisasi, menimba ilmu, berproses mencari sebuah kebenaran dan menjadikan alat perjuangan kita.
rayon adalah basis pengkaderan ditingkatan PMII maka dari itu kita sebagai kader yang masih bearada di rayon kuatkan barisan kita dan kuatkan basis kita. dan salah satunya adalah rayon gadjah mada yang harus menciptakan semangat akan perubahan, rayon ku jangan untuk bekreasi, berkarya dan beraktulisasi. ciptakan sebuah kedinamisan yang membawa kearah kedewasaan kadernya, modal pertama adalah semangat akan perubahan, paling tidak ada sebuah perubahan pada diri kita sendiri.

anthok.gadjahmada.co.id
jl. pisang agung 23
ekonomi, manajemen

pendidikan ala indonesia

peran pendidikan terhadap peserta didik sangat berpengaruh salah satunya adalah menciptakan anak bangsa lebih merdeka, menciptakan negara lebih berkembang dan kemajuan negara tergantung pada sistem pendidikan yang memadai. ketika yang terjadi sistem pendidikan untuk menciptakan peserta didik untuk menjadi buruh atau pekerja, maka yang terjadi adalah komersialisasi dan kapitalisasi. sistem seperti itu sudah merajalela di indonesia, sampai sekarang pendidikan yang ada di indonesia hanya untuk orang yang "bermodal" alias berduit. pendidikan kapitalisme sebenarnya sudah lama ada di indonesia sejak pemerintahan hindia-belanda mendirikan sekolah-sekolah.
tujuan dari mendirikan sekolah-sekolah hanya untuk menciptakan peserta didiknya menjadi buruh atau pekerja, dan sasaran dari itu adalah kaum pribumi asli indonesia. iming-iming untuk "mempermudah cari kerjaan pasca mengenyam pendidikan" itu yang menggiurkan rakyat indonesia dan penyakit seperti itu merambat pada sekarang.
esensi dari pendidikan sudah dimanipulasi dengan adanya pekerjaan. dengan adanya seperti itu indonesia tidak mengambil langkah konkrit untuk menciptakan bangsa yang lebih maju. malah pemerintahan indonesia membuat kebijakan yang tidak masuk akal yaitu dengan adanya Ujian Akhir Sekolah (UAS). dampak negatif dari UAS adalah :
  1. kelulusan seorang murid hanya di tentukan selama 3 hari, padahal selama sekolah seorang murid masih menempuh selama 3 tahun bagi SMA dan SMP atau sederajatnya dan 6 bagi SD atau sederajatnya.
  2. ukuran peneliannya dianggap rata dan sama, antara yang di pelosok desa dengan kota, antara indonesia bagian barat dengan indonesia bagian timur atau tengah dan antara fasilitas yang memadai dengan fasilitas yang tidak memadai. padahal bangsa indonesia terkenal dengan pluralitas.
  3. setiap tahunnya standar kelulusan terus bertambah, malah itu bukan menambah siswa tambah pintar akan tetapi mencari cara bagaimana untuk bisa nyontek.
penyamarataan peserta didik itu tidak bisa dengan kondisi yang multikultural dan plural, dan menjadi ukuran adalah kota-kota besar untuk patokan pendidikan, seperti di jakarta, bandung, surabaya, jogyakarta dan surabaya yang fasilitasnya sudah memadai dan informasi cepat. terus bagaimana dengan yang di pedalaman papua?. yang masih banyak fasilitas yang tidak ada bahkan informasi dari pusatpun tidak sampai ke "telinga mereka" dan soal UAS atau UTS sama seluruh indonesia dan harinya hampir sama, padahal daerah-daerah indonesia masih banyak yang masih belum bisa di tempuh dengan alat transportasi.
sudah lengkap penderitaan bangsa indonesia dari pendidikan "pemodal" sampai pendidikan penyamarataan berfikir. ini adalah tugas kita sebagai insan indonesia yang haus akan perubahan, maka dari untuk merubah negara atau bangsa, kita harus rombak sistem pendidikan yang ada di indoneisa. MERDEKA!!!!!!!!!!!!

merdeka !!!!!!!


sampai saat ini kita masih belum merdeka sebagai manusia seutuhnya, kemerdekaan tidak bisa terwujud kalau tidak kita rebut. kemerdekaan indonesia saat ini masih berada didalam sebuah angan-angan, maka dari itu hancurkan angan-angan, wujudkan sebagai kenyataan!!!!!!! masih ada harapan untuk mewujudkan sebuah kemerdekaan.